Sekolah Bukan Tempat Utama Mendidik Anak

Kadang kita berpikir, Ah, anak saya kan sudah sekolah, sudah ada guru/ustadz/ustadzah yang mendidik. Beres lah urusan akhlak dan agamanya. Tapi coba kita renungkan, emang benar pendidikan utama anak ada di sekolah?

Allah ta’ala berfirman,
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا قُوا أَنْفُسَكُمْ وَأَهْلِيكُمْ نَارًا وَقُودُهَا النَّاسُ وَالْحِجَارَةُ عَلَيْهَا مَلَائِكَةٌ غِلَاظٌ شِدَادٌ لَا يَعْصُونَ اللَّهَ مَا أَمَرَهُمْ وَيَفْعَلُونَ مَا يُؤْمَرُونَ

Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, keras, dan tidak mendurhakai Allâh terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan. [at-Tahrîm/66:6]

Referensi : https://almanhaj.or.id/22724-jagalah-dirimu-dan-keluargamu-dari-api-neraka.html

Tanggung jawab pertama ada pada kita, bukan pada lembaga pendidikan. Sekolah, tempat mengaji, guru ataupun ustadz, semua itu hanyalah sarana pendukung. Mereka bukan pengganti kita. Dan sejujurnya, berapa lama sih anak kita di sekolah? Mungkin 5-7 jam sehari. Sisanya? Bersama kita. Di rumah dalam keseharian dan dalam interaksi.

Mungkin kita sibuk bekerja, sibuk mengejar dunia, lalu menyerahkan penuh urusan iman, akhlak, dan adab anak pada pihak luar. Padahal, anak lebih banyak belajar dari apa yang ia lihat di rumah ketimbang dari nasihat di kelas. Jika orang tua lalai, bagaimana mungkin anak bisa kuat menghadapi fitnah zaman?

Sederhana tapi berat. Jadilah teladan dalam shalat, adab, bacaan Qur’an. Jangan hanya menyuruh, tapi hadir bersama. Anak bukan butuh banyak teori, ia butuh contoh nyata. Ingat, orang tua adalah madrasah pertama.

Jadi, mau sampai kapan kita titipkan tanggung jawab besar ini pada orang lain? Bukankah lebih indah jika kelak anak kita jadi sebab kita diselamatkan, bukan sebaliknya? Menurut umma aba, tantangan terbesar orang tua zaman sekarang dalam mendidik anak di rumah apa sih?

بارك الله فيكم